FSP Volume 1 Prolog Bahasa Indonesia

TL : Kazue Kurosaki (かずえ 黒崎)
ED : Iwo
——————————————————
Prolog - Putri Pedang Api
Dalam kegelapan, sebuah kilatan merah melaju sekejap mata. Bukan, itu bukan merah, tapi merah terang. Cahaya merah terang yang menyegarkan, seolah-olah merobek tirai malam, melukiskan beberapa jejak yang tajam.
“Kamu tidak bisa melarikan diri lagi,” suara itu terdengar. Bukan suara yang keras, tapi tegas dan jernih seperti lonceng.
“Ini bukan dunia tempatmu berada. Sucikan dirimu dalam api merah dan kembalilah ke duniamu dengan damai,” kata seorang gadis.
Dia adalah seorang gadis remaja, mungkin berusia sekitar belasan tahun. Dari seragam yang dia kenakan, dia mungkin seorang pelajar. Tetapi mata merah yang kuat yang tersembunyi di dalamnya membuatnya terlihat lebih dewasa daripada usianya.
“Grrrrrrr….”
Dari dalam kegelapan, datang suara yang seperti binatang buas, seperti suara pelepasan sesuatu, atau suara rendah yang berasal dari dalam tanah. Bentuknya tidak ada yang bisa diibaratkan. Jika harus dikatakan, itu mungkin paling mendekati gambaran sebuah monyet tanpa wajah dan tidak hidup….
“‘Rate’….” Nama itu diucapkan dengan pelan, jelas menunjuk pada entitas yang aneh di depannya.
Penampilannya seperti pelajar biasa. Namun, rambut merahnya yang membara seperti api di tengah kegelapan malam, mata merah permata, hiasan rambut berbentuk bunga putih yang tampak mekar di kepalanya, dan sebuah pedang merah yang jauh lebih besar dari dirinya yang digenggam erat di tangannya membuatnya menonjol. Karena elemen lainnya sangat biasa, warna merah yang mencolok itu semakin menonjolkan keunikannya.
“… Bersiaplah.”
Suara tabrakan logam yang tumpul, seperti dua logam bertemu. Di dalam kegelapan malam, bunga api merah muda beterbangan, seperti bunga teratai, menerangi sekitarnya. Berapa kali adegan itu terulang.
Akhirnya, pertarungan merah itu berakhir dengan cepat.
“―’Flame Slash’…!”
Dengan suara yang membelah udara, seorang gadis mengayunkan pedangnya. Serangan satu ini membawa lapisan api merah yang melingkar di sekeliling bilah pedang, dengan mudah memotong kedua tangan entitas aneh yang mencoba menghalanginya, dan bahkan membelah tubuh sejati entitas tersebut menjadi dua bagian.
“Gaaaaaaaaa…!”
Suara raungan putus asa yang terdengar sampai ke dasar perut, meskipun entitas itu telah terbelah menjadi dua. Namun, itu hanyalah perlawanan terakhir.
Api yang menyebar dari tempat yang telah dipotong itu terus berkobar dan menyebar, menutupi seluruh entitas aneh itu. Akhirnya, seluruh tubuhnya terbungkus dalam api merah, dan entitas tersebut terbakar habis dengan suara jeritan terakhirnya, seolah-olah tidak pernah ada apa-apa di sana sejak awal.
“… Berakhir juga,” bisik gadis itu pelan sambil menghela nafas. Penampilannya, dengan rambut hitam dan sedikit abu-abu di mata, kini telah kembali menjadi seperti manusia biasa.
“Aku harus pulang. Besok aku harus datang lebih awal… hmm?”
Pada saat itu, ada suara ringan yang terdengar di belakang gadis itu.
“?”
Gadis itu berpikir mungkin itu seekor kucing atau sesuatu, dan ketika dia berbalik untuk melihat, yang ditemukannya adalah…
“… Apa….”
Dia terduduk tanpa daya di tempat, di hadapannya ada seorang gadis lain yang mengenakan seragam yang sama dengannya.
Komentar